Google menjadi salah satu mesin pencari yang nomor satu hingga sekarang. Perubahan apapun yang dilakukan oleh Google, tentu akan membuat semua pemilik website langsung berbenah dan mencari formula baru agar mereka bisa berada di urutan paling atas mesin pencari.
Termasuk tahun 2020 lalu, Google memberikan pengumuman jika mereka menggunakan faktor rangking yang baru. Faktor rangking ini merupakan page experience. Faktor ini nantinya akan diukur dengan sejumlah indikator yang memiliki nama core web vitals.
Sebagai pemilik website, tentu saja Anda harus mempelajari berbagai hal yang berkaitan dengan core web vitals, sehingga website hasil pencarian bisa dipertahankan maupun ditingkatkan.
Sebenarnya, apa itu core web vitals? Core web vitals adalah sebuah kumpulan metric yang ditentukan Google. Kumpulan metric tersebut ditetapkan sebagai indikator rangking terbaru yang mereka miliki.
Dengan core web vitals ini, pemilik web mempunyai 3 aspek yang jelas untuk mengatur seperti apa efektivitas halaman website yang mereka miliki. aspek tersebut adalah kecepatan loading, response elemen website dan stabilitas layout.
Pihak Google sendiri menyebut bila kemungkinan pengunjung meninggalkan website dapat menurun hingga 24 persen bila pemilik web bisa mengoptimalkan berbagai hal di atas. Bukan hanya itu, core web vitals ini juga akan mempengaruhi SEO.
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, core web vitals ini erat kaitannya dengan 3 elemen. Berikut sejumlah elemen dari core web vitals, antara lain:
LCP merupakan singkatan dari Largest Contentful Paint), LCP ini erat kaitannya dengan kecepatan website. LCP ini bukan hanya video dan gambar, tetapi teks panjang juga bisa dianggap sebagai LCP.
Anda harus ingat bila faktor ini hanya memperhatikan konten berukuran besar di halaman yang sedang diakses. Sehingga, elemen lain yang ada di bawah tidak termasuk, walaupun ukurannya besar.
LCP sengaja diterapkan agar dapat menggantikan metric yang pernah digunakan yakni FCP atau First Contentful Paint. Sesuai dengan nama yang dimilikinya, FCP merupakan halaman yang pertama kali dimuat seperti logo dan menu navigasi.
Agar dapat menurunkan LCP, berikut sejumlah hal yang bisa dilakukan, antara lain:
Mengoptimalkan file yang ukurannya besar, bisa dilakukan dengan mengkompres file atau gambar. Anda juga dapat menggunakan plugin last load.
Membuat file CSS serta JavaScript menjadi jauh lebih efisien. Caranya dapat dilakukan dengan memperbaiki render atau memperkecil ukuran.
Meningkatkan kecepatan loading website.
Memperbaiki masalah rendering di bagian browser.
FID adalah singkatan dari First Input Delay, FID sendiri erat kaitannya dengan respons elemen website terhadap pengunjungnya. Walaupun FID ini diukur dari interaksi pengunjung saat elemen sudah dimuat, tetapi indikator ini belum lengkap,
Google juga masih menggunakan data lab agar bisa menentukan kriteria penelitian. Padahal, interaksi pertama yang ada di halaman web bisa terjadi kapan saja. FID website Anda bisa berubah menjadi buruk jika pengunjung website tidak mengklik menu atau tombol tertentu.
Untuk meningkatkan skor FID, Anda harus mempercepat loading website. Tetapi, bukan dari segi gambar, namun optimasi JavaScript. Bahasa pemrograman ini bisa digunakan untuk membuat halaman web menjadi lebih dinamis. Tetapi jika semakin banyak file yang digunakan dalam halaman, akan semakin berat juga proses yang berjalan saat halaman dimuat.
CLS atau Cumulative Layout Shift erat kaitannya dengan stabilitas layout halaman. Contoh CLS yang buruk adalah, Anda membuka sebuah blog dan membacanya. Tetapi, tiba-tiba artikel yang And abaca meluncur ke bawah dan muncul banner iklan.
Hal ini memang terdengar sepele, tapi sangat menjengkelkan jika sedang asyik membaca. Baik atau buruknya CLS bisa diukur dengan hal tersebut. Tetapi CLS hanya menghitung sering atau tidaknya perubahan layout.
Bagaimana dengan CLS? Untuk CLS, Anda dapat menggunakan plugin lazy load agar bisa mengatasi loading iklan yang terlambat muncul. Bukan hanya itu, Anda juga harus memastikan ukuran serta letak gambar dengan menggunakan kode JavaScript.
Bila tata letak dan ukuran kurang sesuai, tentu saja harus dilakukan perubahan, hingga skor CLS sudah cukup baik untuk optimasi website.
Sekarang, sudah terdapat tools yang menampilkan core web vitals seperti Chrome Web Vitals Extensions, Chrome UX Report, Google Search Console dan PageSpeed Insight. Walaupun demikian, Anda tidak perlu mempergunakan tools tersebut dengan bersamaan.
Anda bisa menggunakan PageSpeed Insight dan Google Search Console. Pada Google Search Console, Anda nantinya akan melihat data core web vitals dalam garis besarnya. TetapI di PageSpeed Insight akan lebih membantu melakukan identifikasi elemen yang harus dioptimalkan dari core web vitals.
Untuk melihat dari ini di Google Search Console juga sangat mudah. Anda dapat mengakses Dashboard Google Search Console, kemudian klik core web vitals. Menu ini dapat membawa Anda di dashboard. Pengecekan core web vitals bisa dilakukan dengan mengakses situs dan ketikkan halaman website yang diperiksa.
Nantinya di halaman hasil, Anda menemukan poin dengan judul Field Data. Dari sinilah Anda bisa melihat skor tiga indikator core web vitals dan ditambah dengan FCP.
Core web vitals memang menjadi faktor rangking halaman pencarian Google. Tetapi Anda tetap harus memperhatikan berbagai faktor lain yang akan mempengaruhi posisi website. Indikator core web vitals ini digunakan sebagai penilaian saat Google menemukan website yang sempurna dari segi SEO.
Contohnya, Anda ingin membuat konten. Tetapi, konten competitor yang Anda miliki berada di peringkat pertama, dengan konten yang lengkap bahkan terstruktur. Bahkan, sejumlah indikator SEO yang dimilikinya juga sangat kuat.
Jika terjebak dengan hal seperti ini, Anda harus melihat skor LCP, FID serta CLS. Pastikan sejumlah skor tersebut lebih dari milik competitor. Bukan hanya saat ingin membuat konten baru, tetapi juga ketika ingin melakukan optimasi konten yang lama.
Sehingga, dapat dikatakan jika core web vitals merupakan indikator SEO, tetapi Anda harus memperhatikan sejumlah kualitas konten serta relevansinya dengan keinginan pengunjung.
Meskipun sudah mengetahui cara mengoptimalkan core web vitals, bagi mereka yang belum berpengalaman, tentu tidak semudah itu. Dibandingkan membuang waktu Anda untuk mengoptimalkan core web vitals yang belum tentu keberhasilannya, Anda dapat menyerahkan masalah ini pada WEBARQ.
WEBARQ sendiri merupakan sebuah layanan digital agency yang bergerak pad abiding digital marketing. Memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun dalam optimasi website, konten dan keamanan, WEBARQ telah dipercaya sejumlah perusahaan besar untuk mengelola website yang mereka miliki.
Jadi, serahkan masalah core web vitals ini pada WEBARQ, dan biarkan kami menanganinya untuk Anda. Bersama dengan WEBARQ, optimasi website bisa dilakukan semudah itu.